Rabu, 07 Mei 2014

Demokrasi Biang Kerok Terorisme

HTI-Press. Surabaya“Demokrasi adalah biang kerok terorisme!” tegas Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto dalam acara Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-24 DPD HTI Jatim, Ahad (27/1) di Hall Mina Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Menurut Ismail, salah satu prinsip dari demokrasi adalah kebebasan kepemilikan. Artinya, siapa saja boleh memiliki apa saja selama bisa meraihnya tanpa mengenal halal-haram. Dan siapa saja boleh menjual apa saja selama ada permintaan lagi-lagi tanpa mengenal halal-haram.
Untuk memiliki uang, Amerika menjual senjata. “Untuk meningkatkan penjualan senjatanya maka Amerika akan menciptakan konflik seperti di Irak dan Afghanistan,”  ungkap Ismail di hadapan sekitar 600 peserta talkshow yang bertema Demokrasi biang Terorisme, Khilafah Solusinya tersebut.
Namun, lanjut Ismail, dengan konflik tersebut secara tidak langsung Amerika telah menciptakan teror di seluruh dunia.
Sedangkan Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) Achmad Michdan menyoroti ketidakadilan dalam penanganan tindak teror. Ia mempertanyakan mengapa bila pelaku terornya Muslim, seperti pada bom Bali I diusut secara tuntas sedangkan ketika pelaku terornya non Muslim, seperti pada pembantain Muslim yang sedang beribadah di salah satu masjid di Ambon pada Hari Raya tidak jelas penyelesaiannya.
Senada dengan Achmad Michdan, Ketua DPD HTI Jatim Harun Musa menyatakan  adanya standar ganda dalam penanganan terorisme yang dilakukan aparat keamanan. Ia pun menyebutkan kasus pembunuhan polisi di Poso oleh beberapa Muslim dicap sebagai tindak terorisme dan pelakunya disebut sebagai teroris. Sedangkan bila pelakunya Kristen, seperti kasus pembunuhan polisi di Papua tidak disebut kasus terorisme namun hanya kriminal biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar